Selasa, 02 Juni 2015



Populerkan Seni Lukis Lewat Mural

 




Bagus Prakasa


Seni mural masih dapat dikatakan barang baru di kota Medan. Minimnya informasi tentang seni lukis di media dinding ini menjadi salah satu alasan kurang dikenalnya mural. Selain itu, keberadaan seni lukis serupa yang jauh lebih diketahui keberadaannya oleh masyarakat kota Medan, seperti graffity, juga menjadi faktor pendukung. Di Medan sendiri, hanya beberapa kalangan saja yang mengetahui keberadaan mural ini.
Ade Radinal Siregar, mahasiswa D-3 Metrologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, tampil dengan membawa serta karya muralnya. Bermodalkan keberanian dan semangat, Ade memberikan ornamen indah dalam arsitektur dinding beberapa tempat. Hasil liukkan kuasnya memberikan warna tersendiri bagi keindahan eksterior dan interior ruangan. Mulai dari kafe hingga kamar tidur tak luput dari kreatifitas goresan tangan pria kelahiran 17 Juni ini. Hasil karyanya juga telah terpampang di beberapa tempat nongkrong yang cukup terkemuka di Medan.
Ade memulai perjalanannya sebagai pelukis mural sejak tahun 2011 secara otodidak. Keahliannya dalam melukis mural didapat ketika dia diajak turut serta temannya melukis dinding di suatu acara. Mengusung tema korupsi, Ade mengangkat kritik sosial sebagai bahan dalam melukis mural pertamanya. Sejak saat itu, pria berdarah Batak-Mandailing ini fokus untuk mengalirkan seni melalui dinding. Hingga sekarang, Ade telah menghasilkan beberapa karya yang layak untuk diperhitungkan.
Pria berusia 22 tahun ini menggunakan aliran lowbrow dalam setiap lukisan muralnya. Ade fokus mencoret dinding dengan objek tokoh, sosok, hingga karakter kartun tertentu. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek goresan cat Ade diantaranya, Soe Hok Gie, Trio Warkop DKI, Munir, Kartini, hingga tokoh imajinatif. Ketika melukis mural, Ade biasanya menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk satu objek. Hal tersebut tergantung pada besar dan tingkat kerumitan objek yang akan dilukis.
“Sebelum dilukis, biasanya dibuat dulu sketsa gambarnya pake pensil atau bisa juga dibantu sama proyektor supaya lebih gampang,” ujar Ade. Dia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipenuhi untuk memperindah hasil lukisan dinding, seperti detil gambar, pemilihan kuas, hingga kualitas cat dinding yang digunakan. Bagi Ade, mural dianggap sebagai pelampiasan hobinya. Selain itu, dia juga ingin menyalurkan kecintaannya akan seni melalui mural yang dibuat.
Sebelum mengenal mural, Ade telah lebih dahulu aktif dalam menggambar sketsa, seni digital dan ilustrasi. Ade berkeinginan agar mural dapat lebih dikenal dan diterima masyarakat, khususnya di kota Medan. “Yang penting hasil karya kita diterima, jadi orang gak cuma tau graffity aja, tapi juga mural yang lebih punya seni lah istilahnya,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar